Minggu, 07 Mei 2017

Cara Membuat Narasi Dan Menyusunnya

PENGERTIAN KARANGAN NARASI

Karangan narasi berasal dari Bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian atau kronologisnya. Penyajian karangan narasi ini bermaksud untuk memberi arti kepada serentetan kejadian yang ada sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Karangan narasi ditulis dengan dua tujuan fundamental. Tujuan fundamental karangan narasi yang pertama adalah untuk memberikan informasi atau wawasan yang mampu memperluas pengetahuan pembaca. Sementara itu, tujuan karangan narasi kedua adalah untuk memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Tujuan fundamental karangan narasi pertama berhubungan dengan narasi informasional atau cerita ekspositoris. Sasaran utama dari karangan narasi ini adalah rasio, yakni berupa perluasan pengetahuan pembaca setelah ia membaca karangan narasi tersebut. Berbeda dengan tujuan karangan narasi pertama, tujuan karangan narasi kedua menghasilkan jenis karangan narasi yang disebut artistic atau sugestif. Sasaran dari tujuan karangan narasi ini adalah memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.

Karangan narasi adalah jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang memiliki rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dengan urutan awal tengah, dan akhir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangan narasi merupakan pengisahan suatu cerita atau kejadian. Karangan narasi juga didefiniskan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia sebagai cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.

Lalu apa bedanya karangan narasi dengan deskripsi? Pertanyaan ini seringkali muncul karena gaya penceritaan dalam karangan narasi tidak jarang dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi. Jika karangan narasi merupakan jenis karangan yang mengisahkan suatu kejadian berdasarkan urutan waktu, maka karangan deskriptif merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan juga merasakan keadaan yang sama dengan penulis.

Karangan narasi memiliki tiga unsur pokok, yaitu kejadian, tokoh, dan konflik. Ketika ketiga unsur pokok itu bersatu, maka akan terbentuk sebuah plot atau alur cerita pada karangan narasi. Karangan narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Karangan narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris. Contoh dari karangan narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sementara itu, karangan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh dari karangan narasi sugestif adalah novel, cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), dan juga cerita bergambar (cergam).
ILUSTRASI KARANGAN NARASI (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI KARANGAN NARASI (SAMUEL/UCEO)
JENIS KARANGAN NARASI

Karangan narasi dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Setidaknya, ada 4 jenis karangan narasi yang kita kenal selama ini. Empat jenis karangan narasi tersebut adalah:
1. Karangan Narasi Informatif

Karangan narasi informatif adalah karangan narasi yang bertujuan untuk penyampaian informasi secara tepat mengenai sebuah peristiwa. Karangan narasi informatif ini juga bertujuan untuk memperluas pengetahuan para pembaca mengenai kisah yang disajikan.
2. Karangan Narasi Ekspositorik

Karangan narasi ekspositorik adalah karangan narasi yang bertujuan untuk penyampaian informasi mengenai kisah hidup seseorang. Dalam karangan narasi ekspositorik, penulis harus menuliskan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya, tanpa dibumbui dengan kisah fiktif. Karangan narasi ekspositorik biasanya mengangkat kisah hidup satu orang. Mulai dari kehidupan masa kecil hingga masa-masa akhir kehidupannya. Karangan narasi ekspositorik umumny amenggunakan bahasa yang logis, berdasarkan fakta, serta bersifat objektif.
3. Karangan Narasi Artistik

Karangan narasi artistik adalah bentuk karangan narasi yang memiliki maksud dan tujuan khusus. Biasanya, karangan narasi artistik bertujuan untuk menyampaikan amanat kepada pembaca sehingga pembaca itu seolah-olah menyaksikan sebuah kejadian secara langsung. Sama dengan karangan narasi ekspositorik, karangan narasi artistik juga menggunakan bahasa yang logis, berdasarkan fakta, dan juga bersifat objektif.
4. Karangan Narasi Sugestif

Karangan narasi sugestif adalah karangan narasi yang bertujuan untuk memberikan sugesti kepada pembaca. Tujuan ini umumnya ada dalam karangan narasi dalam buku pengembangan diri yang bertujuan untuk membuat seseorang menjadi sosok yang lebih baik.
CIRI KARANGAN NARASI

Karangan narasi memiliki berbagai keunikan yang membedakannya dari jenis karangan lain. Karangan narasi memiliki ciri-ciri yang membuatnya menjadi berbeda. Ada dua tokoh yang memberikan pandangannya mengenai ciri-ciri karangan narasi, yakni Gorys Keraf dan Atar Semi.

Ciri-ciri karangan narasi menurut Gorys Keraf di antaranya adalah:

    Karangan narasi menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
    Karangan narasi dirangkai dalam urutan waktu
    Karangan narasi berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
    Karangan narasi memiliki konfiks

Sedangkan ciri-ciri karangan narasi menurut Atar Semi adalah sebagai berikut:

    Karangan narasi memiliki bentuk berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis
    Karangan narasi dapat berisi kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau bahkan gabungan keduanya.
    Karangan narasi berdiri berdasarkan konfiks. Karangan narasi yang tidak memiliki konfiks biasanya menjadi tidak menarik.
    Karangan narasi memiliki nilai estetika
    Karangan narasi menekankan susunan secara kronologis

LANGKAH MENYUSUN NARASI

Untuk menyusun karangan narasi, diperlukan beberapa langkah dan pertimbangan supaya hasil dari karangan narasi tersebut tidak keluar dari jalur. Secara sederhana, pola karangan narasi memiliki susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

Pada bagian awal, karangan narasi biasanya diisi dengan kalimat pengantar yang memperkenalkan situasi serta tokoh-tokoh dalam karangan narasi tersebut. Bagian awal dari karangan narasi merupakan bagian yang krusial karena karangan narasi harus dibuat semenarik mungkin. Dengan awal karangan narasi yang menarik, pembaca akan mudah untuk terikat dengan cerita.

Di bagian tengah, karangan narasi umumnya memiliki konflik. Konflik yang muncul biasanya hanya satu, namun tidak menutup kemungkinan untuk munculnya beberapa konflik lain. Konflik dalam pertengahan karangan narasi biasanya akan diarahkan menuju klimaks cerita. Secara berangsur-angsur, konflik ini akan mulai mereda.

Karangan narasi juga memiliki bagian akhir. Pada bagian akhir, karangan narasi akan menampilkan akhir cerita yang mereda. Bagian ini dapat diceritakan secara singkat, namun tidak sedikit pula yang menceritakannya dengan langkah yang panjang. Bahkan, tidak jarang akhir cerita dibuang menggantung dan mempersilakan pembaca untuk menebak akhir cerita sendiri.

Langkah menyusun karangan narasi, khususnya yang berbentuk fiksi, diperlukan proses kreatif untuk menjaga cerita tetap kronologis. Untuk mempermudah proses ini, penulis dapat menggunakan rumus 5W + 1H untuk menyusun karangan narasi.

5W + 1H adalah:

    What : apa yang dapat dikisahkan dalam karangan narasi
    Where : dimana seting/lokasi cerita karangan narasi
    When : kapan peristiwa-peristiwa berjalan dalam karangan narasi tersebut
    Who : siapa pelaku cerita dalam karangan narasi
    Why : kenapa peristiwa-peristiwa pada karangan narasi itu berlangsung
    How : bagaimana cerita dalam karangan narasi itu di uraikan.

Sumber: ciputrauceo

0 komentar:

Posting Komentar