Minggu, 07 Mei 2017

Cara Peresentase Dengan Video Dan Ciri-Ciri Khasnya

Ketika Anda duduk di bangku sekolah atau kuliah dulu, pernahkah Anda menemui guru atau dosen yang menjelaskan pelajaran dengan sangat membosankan? Ketika Anda bekerja di sebuah perusahaan, pernahkah juga menemui karyawan atau klien yang melakukan presentasi tapi tidak menarik sama sekali?

Melakukan presentasi untuk berbagai tujuan memang membutuhkan kreativitas supaya presentasi yang kita lakukan tidak membosankan dan menarik untuk orang lain. Salah satu cara untuk membuat sebuah presentasi menjadi menarik adalah dengan menyajikan presentasi dalam bentuk video. Presentasi video selain menarik juga dapat membantu orang-orang memahami presentasi yang kita sajikan.

Apa sebenarnya presentasi video itu? Apa saja fungsi dan ciri-cirinya? Dalam artikel kali ini, akan dibahas mengenai presentasi video, fungsi dari presentasi video, serta ciri khas yang ada dalam sebuah presentasi video. 
ILUSTRASI PRESENTASI VIDEO (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI PRESENTASI VIDEO (SAMUEL/UCEO)
PENGERTIAN PRESENTASI VIDEO DAN FUNGSI PRESENTASI VIDEO

Presentasi video adalah presentasi yang menggunakan video sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan. Presentasi video biasanya digunakan untuk memperkenalkan produk atau cara kerja suatu hal/benda melalui gambar dan suara yang direkam. 

Presentasi video umumnyamemiliki dua jenis, yakni presentasi video pembelajaran dan presentasi video penjualan (marketing). Meskipun terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, namun presentasi video umumnya memiliki fungsi yang sama. Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide dan pendapat. Pada presentasi video pembelajaran, presentasi video berfungsi untuk mengomunikasikan ilmu supaya lebih mudah dipahami. Sementara itu, presentasi video pada presentasi video penjualan berfungsi untuk mengkomunikasikan ide atau justru untuk mempromosikan berbagai hal mengenai sebuah produk. Karena fungsi itulah, presentasi video pada marketing haruslah mengemukakan keunggulan dari ide atau produk yang akan disampaikan ke orang lain.

Ide yang dikemukakan menggunakan presentasi video harus menggunakan ide yang asli, benar, dan bermanfaat. Ide asli dalam presentasi video berarti konsep yang digunakan harus berasal dari pemikiran diri sendiri dan bukan merupakan tiruan dari ide orang lain. Selain itu, ide dan gagasan dalam presentasi video tidak boleh menyalahi kaidah keilmuan, artinya konsep yang digunakan dalam presentasi video tidak boleh bertentangan dengan norma dan aturan yang ada.
CIRI KHAS PRESENTASI VIDEO

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka manusia pun semakin sering menggunakan video untuk mengomunikasikan berbagai hal. Video sebagai media komunikasi pun kini dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan tujuan pembuatannya. Jenis video berdasarkan tujuan pembuatannya dibagi menjadi:

    Cerita video, bertujuan untuk memaparkan sebuah cerita
    Dokumenter video, bertujuan merekam kejadian atau peristiwa nyata yang terjadi sebagai dokumentasi
    Berita video, bertujuan memaparkan sebuah berita/informasi
    Pembelajaran video, bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar lebih mudah untuk dipahami
    Presentasi video, bertujuan untuk mengomunikasikan sebuah ide atau pendapat

Untuk membedakan presentasi video dengan jenis video yang lain, maka presentasi video secara khusus memiliki ciri khas yang unik. Ciri khas presentasi video antara lain:

    Presentasi video cenderung mudah dibuat, bersifat spontan, dan mengakomodasi keinginan pembuat
    Presentasi video tidak memerlukan teknik pengambilan gambar yang rumit, namun teknik pengambilan gambar dalam presentasi video harus menjamin efektivitas komunikasi
    Presentasi video biasanya hanya memerlukan alat pengambilan gambar yang sederhana dan mudah dijangkau
    Dalam presentasi video, pencetus ide harus terlibat dalam proses, baik sebagai sutradara, pemain, atau bahkan sebagai editor
    Tujuan akhir dari presentasi video adalah harus bisa mengakomodasi kelebihan produk dan ide yang disampaikan

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita hendak menyusun sebuah presentasi video untuk mempresentasikan produk benda yang telah jadi. Hal-hal yang harus diperhatikan tersebut adalah:

    Alur presentasi video harus logis, sebaiknya alur presentasi video dimulai dari permasalahan yang ada, penjelasan mengenai produk, hingga solusi apa yang dapat diberikan oleh produk terhadap permasalahan yang ada
    Presentasi video menggunakan urutan naratif, deskriptif, dan penjelasan.
    Urutan-urutan yang telah ada dalam presentasi video harus terjaga kontinuitasnya.
    Narasi dalam presentasi video hanya digunakan sebagai pengantar dan hanya digunakan untuk menjelaskan hal-hal tertentu.
    Untuk memperkuat nilai sebuah produk, maka dapat digunakan kesaksian orang terkenal, ilmuwan, atau praktisi dalam presentasi video
    Pada tahap simpulan, sebuah presentasi video dapat pula ditutup dengan menggunakan narasi yang kuat.

Sumber: ciputrauceo

Masa Kini Pembelajaran Dengan Kelas Maya

DEFINISI KELAS MAYA

Kelas maya adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata yaitu kelas dan maya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas dapat didefinisikan sebagai tingkat, ruang tempat belajar di sekolah, kelompok masyarakat, dan juga golongan/ kumpulan. Sementara itu, maya dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tampaknya ada tetapi nyatanya tidak ada, atau bisa juga dipahami sebagai angan-angan atau khayalan.

Berdasarkan dua pengertian tersebut, kelas maya secara harafiah dapat didefinisikan sebagai sekumpulan siswa yang menghadapi pelajaran tertentu secara tidak langsung (tidak tatap muka) melainkan secara elektronik. Dalam kelas maya, siswa dan pengajar tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung, melainkan terhubung secara virtual melalui jaringan internet.

Perbedaan mendasar antara kelas maya dengan kelas biasa adalah kemampuan kelas maya untuk dijangkau kapan pun dan darimanapun. Melalui kelas maya, seorang murid dapat berinteraksi tidak hanya dengan pengajar, namun juga dengan murid lain yang ada di seluruh dunia. Selain itu, kelas maya juga memungkinkan orang tua ikut mengawasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang murid.
KOMPONEN PENDUKUNG KELAS MAYA

Untuk mendukung terwujudnya sebuah kelas maya, setidaknya ada lima komponen yang harus disiapkan. Lima komponen pendukung kelas maya antara lain:
a. Konten pembelajaran

Kelas maya merupakan proses pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka. Karenanya, seorang pengajar harus memiliki konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan kelas maya. Konten pembelajaran dalam kelas maya dapat beragam, tergantung dari pilihan yang dibuat oleh siswa kelas maya.
b. Perangkat keras (hardware)

Komponen pendukung kelas maya yang selanjutnya adalah perangkat keras atau hardware. Perangkat keras merupakan alat yang dapat digunakan oleh siswa untuk terhubung dengan pengajar. Perangkat yang masuk sebagai perangkat keras dalam pembelajaran kelas maya contohnya adalah komputer, laptop, tablet, ataupun smartphone.
c. Perangkat lunak (software)

Saat ini ada beberapa perangkat lunak (software) yang dapat digunakan sebagai pendukung terlaksananya kelas maya. Perangkat lunak yang familiar digunakan dalam kelas maya antara lain adalah Learning Management System (LMS), Learning Content Management System (LCMS), dan Social Learning Network (SLN).
d. Strategi komunikasi/interaksi

Strategi komunikasi atau interaksi dalam kelas maya merupakan pilihan siswa dan pengajar dalam pemanfaatan e-learning di dalam kelas. Strategi ini menyangkut dari bagaimana siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas, hingga bagaimana cara siswa mengikuti ujian dalam kelas maya.
e. Jaringan internet

Jaringan internet merupakan satu hal yang wajib ada dalam pengadaan kelas maya. Hal ini disebabkan karena segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa dan pengajar dilakukan melalui jaringan internet. Jaringan Internet yang dipakai dalam kelas maya haruslah jaringan internet dengan kecepatan tinggi. Hal ini berguna untuk menghindari kesalah pahaman yang mungkin terjadi jika internet berjalan dengan lambat.
ILUSTRASI KELAS MAYA (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI KELAS MAYA (SAMUEL/UCEO)
MANFAAT KELAS MAYA

Dibandingkan dengan kelas biasa, kelas maya memiliki berbagai kelebihan dan juga manfaat untuk siswa. Manfaat kelas maya antara lain:
1. Konektivitas

Kelas maya yang terhubung langsung dengan jaringan internet membuat para siswa memiliki koneksi yang tanpa batas. Melalui internet, siswa kelas maya dapat mencari informasi apa pun. Begitu pun ketika ingin terhubung dengan siswa lain, jaringan internet dapat memudahkan siswa kelas maya untuk melakuka komunikasi tersebut.
2. Fleksibilitas

Pembelajaran melalui kelas maya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dengan cara belajar ini, seorang siswa kelas maya yang memiliki kesibukan dapat menetapkan jadwal sesuai dengan waktu yang ia miliki. Fleksibilitas waktu inilah yang membuat kelas maya kini semakin diminati di kalangan masyarakat.
3. Interaksi

Dengan menggunakan jaringan internet, seorang siswa kelas maya dapat mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, hingga mengerjakan ujian dengan mudah. Interaksi semacam ini tentunya memudahkan, mengingat sistem online dalam kelas maya dapat dilakukan dengan cepat dan lebih menghemat waktu.
4. Kolaborasi

Dalam kelas maya, pemakaian perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas. Dengan memakai jaringan internet, kolaborasi yang dilakukan melalui grup belajar dapat dengan mudah dilakukan di kelas maya.
5. Kesempatan Pengembangan

Teknologi akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal inilah yang membuat kelas maya menjadi menarik, yakni karena kelas maya akan dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan perangkat yang mendukungnya.
MODEL KELAS MAYA

Kelas maya adalah kelas pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka, atau singkatnya kelas maya merupakan kelas yang dilakukan secara online. Saat ini, ada tiga model kelas maya yang ada. Ketiga model kelas maya tersebut adalah:
1. Model Adjunct

Model adjunct merupakan sistem pembelajaran kelas maya yang dilakukan sebagai tambahan saja. Secara umum, pembelajaran masih dilakukan secara konvensional, yaitu guru dan murid belajar bersama secara tatap muka. Meskipun begitu, kelas maya digunakan sebagai tambahan supaya murid mendapatkan referensi tambahan dalam proses pembelajarannya.
2. Model Mixed/ Blended

Model mixed / blended dalam kelas maya merupakan model pembelajaran yang mencampurkan model pembelajaran kelas maya dan model pembelajaran konvensional. Dalam model ini, pembelajaran kelas maya dan kelas konvensional dilakukan bersamaan ataupun bergantian sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, model pembelajaran ini menggunakan sistem kelas maya untuk pembelajaran teori. Sementara itu, pembelajaran praktek dilakukan secara tatap muka.
3. Model Daring Penuh/ Fully Online

Model kelas maya yang dilakukan secara daring penuh/ full online merupakan kelas maya yang menggunakan sistem e-learning dalam seluruh proses pembelajaran. Mulai dari penyampaian bahan belajar, interaksi siswa dan pengajar, hingga evaluasi pembelajaran.
JENIS KELAS MAYA

Selain berdasarkan modelnya, kelas maya juga dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Ada tiga jenis kelas maya yang dibedakan berdasarkan software yang digunakan dalam proses pembelajaran. Jenis kelas maya berdasarkan software yang digunakan yakni:
a. Learning Management System (LMS)

Learning Management System merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam kelas maya untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan kegiatan belajar mengajar, kegiatan pembelajaran online, serta pemberian materi pelatihan e-learning.
b. Learning Content Management System (LCMS)

Learning Content Management System adalah software yang digunakan dalam kelas maya untuk membuat, memperbaharui, mengelola, serta mempublikasikan isi dalam sebuah sistem. Sistem ini terorganisir dan konsisten sehingga dapat diakses melalui jaringan lokal (intranet) maupun jaringan luas (internet). LCMS digunakan untuk menyediakan, mengawasi, memperinci dan mempublikasikan dokumen-dokumen secara spesifik seperti artikel, manual operator, manual teknis, panduan penjualan dan brosur penjualan. Sebuah LCMS dapat berisi file komputer, gambar, audio, video, dokemen elektronik dan isi website.
c. Social Learning Network (SLN)

Social Learning Network adalah jejaring sosial dalam kelas maya untuk pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar. Mengingat skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian siswa kelas maya dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian siswa kelas maya yang lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.

Sumber: ciputrauceo

Cara Membuat Narasi Dan Menyusunnya

PENGERTIAN KARANGAN NARASI

Karangan narasi berasal dari Bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian atau kronologisnya. Penyajian karangan narasi ini bermaksud untuk memberi arti kepada serentetan kejadian yang ada sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Karangan narasi ditulis dengan dua tujuan fundamental. Tujuan fundamental karangan narasi yang pertama adalah untuk memberikan informasi atau wawasan yang mampu memperluas pengetahuan pembaca. Sementara itu, tujuan karangan narasi kedua adalah untuk memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Tujuan fundamental karangan narasi pertama berhubungan dengan narasi informasional atau cerita ekspositoris. Sasaran utama dari karangan narasi ini adalah rasio, yakni berupa perluasan pengetahuan pembaca setelah ia membaca karangan narasi tersebut. Berbeda dengan tujuan karangan narasi pertama, tujuan karangan narasi kedua menghasilkan jenis karangan narasi yang disebut artistic atau sugestif. Sasaran dari tujuan karangan narasi ini adalah memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.

Karangan narasi adalah jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang memiliki rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dengan urutan awal tengah, dan akhir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangan narasi merupakan pengisahan suatu cerita atau kejadian. Karangan narasi juga didefiniskan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia sebagai cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.

Lalu apa bedanya karangan narasi dengan deskripsi? Pertanyaan ini seringkali muncul karena gaya penceritaan dalam karangan narasi tidak jarang dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi. Jika karangan narasi merupakan jenis karangan yang mengisahkan suatu kejadian berdasarkan urutan waktu, maka karangan deskriptif merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan juga merasakan keadaan yang sama dengan penulis.

Karangan narasi memiliki tiga unsur pokok, yaitu kejadian, tokoh, dan konflik. Ketika ketiga unsur pokok itu bersatu, maka akan terbentuk sebuah plot atau alur cerita pada karangan narasi. Karangan narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Karangan narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris. Contoh dari karangan narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sementara itu, karangan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh dari karangan narasi sugestif adalah novel, cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), dan juga cerita bergambar (cergam).
ILUSTRASI KARANGAN NARASI (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI KARANGAN NARASI (SAMUEL/UCEO)
JENIS KARANGAN NARASI

Karangan narasi dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Setidaknya, ada 4 jenis karangan narasi yang kita kenal selama ini. Empat jenis karangan narasi tersebut adalah:
1. Karangan Narasi Informatif

Karangan narasi informatif adalah karangan narasi yang bertujuan untuk penyampaian informasi secara tepat mengenai sebuah peristiwa. Karangan narasi informatif ini juga bertujuan untuk memperluas pengetahuan para pembaca mengenai kisah yang disajikan.
2. Karangan Narasi Ekspositorik

Karangan narasi ekspositorik adalah karangan narasi yang bertujuan untuk penyampaian informasi mengenai kisah hidup seseorang. Dalam karangan narasi ekspositorik, penulis harus menuliskan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya, tanpa dibumbui dengan kisah fiktif. Karangan narasi ekspositorik biasanya mengangkat kisah hidup satu orang. Mulai dari kehidupan masa kecil hingga masa-masa akhir kehidupannya. Karangan narasi ekspositorik umumny amenggunakan bahasa yang logis, berdasarkan fakta, serta bersifat objektif.
3. Karangan Narasi Artistik

Karangan narasi artistik adalah bentuk karangan narasi yang memiliki maksud dan tujuan khusus. Biasanya, karangan narasi artistik bertujuan untuk menyampaikan amanat kepada pembaca sehingga pembaca itu seolah-olah menyaksikan sebuah kejadian secara langsung. Sama dengan karangan narasi ekspositorik, karangan narasi artistik juga menggunakan bahasa yang logis, berdasarkan fakta, dan juga bersifat objektif.
4. Karangan Narasi Sugestif

Karangan narasi sugestif adalah karangan narasi yang bertujuan untuk memberikan sugesti kepada pembaca. Tujuan ini umumnya ada dalam karangan narasi dalam buku pengembangan diri yang bertujuan untuk membuat seseorang menjadi sosok yang lebih baik.
CIRI KARANGAN NARASI

Karangan narasi memiliki berbagai keunikan yang membedakannya dari jenis karangan lain. Karangan narasi memiliki ciri-ciri yang membuatnya menjadi berbeda. Ada dua tokoh yang memberikan pandangannya mengenai ciri-ciri karangan narasi, yakni Gorys Keraf dan Atar Semi.

Ciri-ciri karangan narasi menurut Gorys Keraf di antaranya adalah:

    Karangan narasi menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
    Karangan narasi dirangkai dalam urutan waktu
    Karangan narasi berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
    Karangan narasi memiliki konfiks

Sedangkan ciri-ciri karangan narasi menurut Atar Semi adalah sebagai berikut:

    Karangan narasi memiliki bentuk berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis
    Karangan narasi dapat berisi kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau bahkan gabungan keduanya.
    Karangan narasi berdiri berdasarkan konfiks. Karangan narasi yang tidak memiliki konfiks biasanya menjadi tidak menarik.
    Karangan narasi memiliki nilai estetika
    Karangan narasi menekankan susunan secara kronologis

LANGKAH MENYUSUN NARASI

Untuk menyusun karangan narasi, diperlukan beberapa langkah dan pertimbangan supaya hasil dari karangan narasi tersebut tidak keluar dari jalur. Secara sederhana, pola karangan narasi memiliki susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.

Pada bagian awal, karangan narasi biasanya diisi dengan kalimat pengantar yang memperkenalkan situasi serta tokoh-tokoh dalam karangan narasi tersebut. Bagian awal dari karangan narasi merupakan bagian yang krusial karena karangan narasi harus dibuat semenarik mungkin. Dengan awal karangan narasi yang menarik, pembaca akan mudah untuk terikat dengan cerita.

Di bagian tengah, karangan narasi umumnya memiliki konflik. Konflik yang muncul biasanya hanya satu, namun tidak menutup kemungkinan untuk munculnya beberapa konflik lain. Konflik dalam pertengahan karangan narasi biasanya akan diarahkan menuju klimaks cerita. Secara berangsur-angsur, konflik ini akan mulai mereda.

Karangan narasi juga memiliki bagian akhir. Pada bagian akhir, karangan narasi akan menampilkan akhir cerita yang mereda. Bagian ini dapat diceritakan secara singkat, namun tidak sedikit pula yang menceritakannya dengan langkah yang panjang. Bahkan, tidak jarang akhir cerita dibuang menggantung dan mempersilakan pembaca untuk menebak akhir cerita sendiri.

Langkah menyusun karangan narasi, khususnya yang berbentuk fiksi, diperlukan proses kreatif untuk menjaga cerita tetap kronologis. Untuk mempermudah proses ini, penulis dapat menggunakan rumus 5W + 1H untuk menyusun karangan narasi.

5W + 1H adalah:

    What : apa yang dapat dikisahkan dalam karangan narasi
    Where : dimana seting/lokasi cerita karangan narasi
    When : kapan peristiwa-peristiwa berjalan dalam karangan narasi tersebut
    Who : siapa pelaku cerita dalam karangan narasi
    Why : kenapa peristiwa-peristiwa pada karangan narasi itu berlangsung
    How : bagaimana cerita dalam karangan narasi itu di uraikan.

Sumber: ciputrauceo

Efek Komunikasi Masa Dan Jenis Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan sebuah media untuk saling bertukar informasi. Cara ini dikenal dengan istilah komunikasi. Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan sebuah berita, saling bertukar informasi, mengajukan sebuah gagasan atau ide, maupun bersosialisasi dengan orang lain. Komunikasi dapat terjadi antara satu orang dengan orang lain, komunikasi antara dua orang atau lebih, seseorang kepada sebuah organisasi atau komunitas, bahkan komunikasi yang ditujukan langsung kepada masyarakat luas. Jenis-jenis komunikasi pun amat beragam. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka, namun saat ini sudah dapat dilakukan melalui media digital atau online. Komunikasi dapat dilakukan melalui perantara kata-kata dan kalimat, lambang, tanda, maupun tingkah laku. Komunikasi ini sendiri pun dapat dituangkan dalam berbagai bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan bahkan video.

Sebuah informasi dapat secara cepat tersampaikan kepada masyarakat luas melalui sebuah media yang disebut sebagai media massa. Media massa adalah sebuah channel atau tempat yang digunakan sebagai sarana dalam proses komunikasi massa. Jenis media massa pun bermacam-macam, yang pertama adalah media massa cetak (printed media) yaitu surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan lain sebagainya. Kemudian yang kedua adalah jenis media massa elektronik (elektronic media) yaitu seperti radio, televisi, dan film. Serta yang ketiga adalah media online (digital media) yaitu melalui program atau channel-channel seperti blog, website, maupun aplikasi-aplikasi jejaring sosial lainnya. Keuntungan penyebaran informasi melalui media massa adalah keunggulannya dalam penyampaian informasi yang sama kepada khalayak ramai dalam waktu relatif serentak.
PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa (mass communication) juga bisa disebut sebagai komunikasi media massa (mass media communication). Maka dari itu, komunikasi massa jelas berarti sebuah cara berkomunikasi atau penyampaian informasi yang dilakukan melalui media massa (communicating with media). Ciri khas dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak atau masyarakat luas melalui perantara media massa. Jika mendengar kata massa, maka kita dapat mengartikan dengan hal yang berkaitan dengan kata jamak, massive, serta dalam jumlah yang sangat banyak. Defisini komunikasi massa yang paling umum adalah cara penyampaian pesan yang sama, kepada sejumlah besar orang, dan dalam waktu yang serempak melalui media massa. Komunikasi massa dapat dilakukan melalui keseluruhan media massa yang ada, yaitu media cetak, media elektronik, serta media online. Tidak ada batasan media dalam penggunaan komunikasi massa ini.

Sebuah pesan yang disampaikan kepada satu orang, akan memiliki dampak yang berbeda apabila pesan tersebut disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang bersamaan. Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak positif keuntungan yang cukup besar lainnya. Komunikasi massa bahkan mampu menggerakkan sebuah massa atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk melakukan suatu hal yang diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa adalah jenis kekuatan sosial yang mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi media untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan, seperti contohnya adalah tujuan sosial.

Komunikasi massa mampu menyebarkan pesan secara publik secara hampir bersamaan bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi. Komunikasi massa ini disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya relatif lebih besar. Komunikasi massa berperan sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi antara pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan pihak yang ingin diberikan informasi. Baik komunikasi bagi perorangan atau individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utamanya sebagai komunikasi bagi masyarakat luas.
ILUSTRASI KOMUNIKASI MASSA (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI KOMUNIKASI MASSA (SAMUEL/UCEO)
PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA MENURUT AHLI

Terdapat beberapa tokoh atau ahli yang menyampaikan pendapatnya mengenai definisi dari komunikasi massa. Salah satunya adalah Charles R. Wright. Menurut pendapat Wright, komunikasi massa dapat dibedakan menurut pola-polanya, hal ini dikarenakan komunikasi massa memiliki keunikan karakteristik yaitu :

    Ditujukan kepada masyarakat luas yang heterogen, anonim, serta dalam jangkauan yang luas
    Informasi yang disampaikan bersifat terbuka
    Informasi yang disampaikan diterima secara bersamaan pada waktu yang kurang lebih relatif sama dan bersifat hanya sementara bagi sebagian media massa (media elektronik)
    Komunikator sebagai pihak yang menyampaikan informasi, biasanya bergerak dalam sebuah organisasi yang memiliki kedudukan tinggi dan membutuhkan biaya yang cukup besar

Menurut Wright, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai surveillance atau sebuah kegiatan untuk mengkorelasi dan menggabungkan sebuah kejadian dengan fakta-fakta sehingga dapat ditarik kesimpulan. Selain fungsi penting tersebut, Wright juga berpendapat bahwa komunikasi massa dapat bermanfaat sebagai media hiburan.

Pendapat kedua mengenai definisi komunikasi massa disampaikan oleh John R. Bittner (1980 :10). Bittner berpendapat bahwa, “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people”. Komunikasi massa adalah sebuah pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui media massa pada sebagian besar orang.
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik. Ciri-ciri komunikasi massa ini dapat diibagi kedalam 4 tanda pokok komunikasi massa. Keempat tanda pokok karakteristik komunikasi massa ini disampaikan oleh seorang ahli yaitu Suprapto. Ciri-ciri menurut Suprapto, 2006 : 13 tentang keempat tanda pokok tersebut adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi massa memiliki sifat komunikan

Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif besar serta memiliki sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini tidak dapat diukur berapa banyak jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikan, usia, agama, suku, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal yang dapat menjadikan semua perbedaan ini melebur adalah kesamaan minat dan kepentingan yang sama.
2. Komunikasi massa memiliki sifat cepat dan serentak

Penyampaian pesan secara serempak ini dilakukan secara bersamaan oleh komunikator kepada komunikan yang memiliki jumlah yang besar. Jika disampaikan secara serentak, maka perhatian komunikan akan berfokus pada pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sifat penyampaian pesan yang cepat akan memungkinkan pesan tersebut dapat tersampaikan dalam waktu yang relatif singkat.
3. Komunikasi massa memiliki sifat publik

Sudah jelas bahwa pesan yang ingin disampaikan tersebut ditujukan kepada masyarakat luas, bukan kepada golongan tertentu saja. Sehingga isi pesan yang disampaikan harus lebih umum. Karena mencakup lingkungan yang umum dan universal.
4. Komunikator yang terkoordinir

Karena media massa merupakan sebuah lembaga organisasi, maka komunikasi massa pasti memiliki komunikator yang telah terorganisasi dengan baik dan profesional seperti jurnalis, sutradara, penyiar atau pembawa acara, dan lain sebagainya. Pesan yang akan disampaikan tersebut merupakan hasil kerjasama tim, sehingga keberhasilan sebuah komunikasi massa juga tergantung berdasarkan berbagai faktor di dalam organisasi media massa tersebut.

Selain keempat tanda pokok tersebut, komunikasi massa memiliki karakteristik komunikasi massa konsep klasik. Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah ditujukan kepada masyakarat luas, yang heterogen, tersebar, serta tidak terbatas pada batas geografis dan kultural. Karakteristik konsep klasik lainnya adalah bersifat umum, cara penyampaian pesan yang cepat dan menjangkau banyak orang dalam waktu yang singkat, penyampaian pesan bersifat satu arah, kegiatan komunikasi dilakukan dengan secara terencana dan terkonsep, komunikasi dilakukan secara periodik atau berkala, serta pesan yang disampaikan melingkupi seluruh aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
EFEK KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa memiliki beberapa efek yang dapat mempengaruhi individu, masyarakat, dan bahkan kebudayaan. Efek menurut Steven A. Chafee adalah sebagai berikut:
1. Efek terhadap individu

Komunikasi massa dapat memberikan efek ekonomis pada setiap individu. Hal ini tercermin dalam jasa lowongan pekerjaan yang disediakan oleh industri media massa. Efek kedua adalah pengaruh terhadap kebiasaan sehari-hari. Setiap pagi orang akan memiliki kebiasaan membaca berita terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas. Efek ketiga adalah entertain, media massa dapat menjadi sebuah sarana ‘pelarian’ dari rasa penat dan stress. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi online media sosial.
2. Efek terhadap masyarakat

Efek ini berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang. Masyarakat akan menilai berdasarkan pembawaan, interaksi, serta cara berfikir seseorang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh media. Media massa secara tidak langsung akan ‘mengajak’ masyarakat untuk memberikan penilaian yang sama terhadap seseorang berdasarkan penilaian dari media massa itu sendiri.
3. Efek terhadap kebudayaan

Kerap kali hal yang ditampilkan dalam media, baik media cetak, media elektronik, maupun media digital akan berbeda bagi setiap kebudayaan yang dianut oleh masing-masing daerah. Misalnya saja mengenai cara berbusana. Gaya berbusana di masing-masing negara tentu berbeda, namun ketika media massa menayangkannya, hal tersebut akan mempengaruhi selera fashion di daerah lain.

Selain Chafee, salah seorang tokoh bernama Effendi juga mengemukakan tentang efek komunikasi massa. Efek menurut Onong Uchyana Effendi (2006) adalah :
1. Efek Kognitif

Efek ini bersifat informatif. Misalnya saja adalah bagaimana seseorang mendapat informasi atau gambaran dari media tentang tempat yang belum pernah dikunjungi.
2. Efek Konatif

Efek ini berakibat pada tindakan yang dilakukan sehari-hari oleh seseorang setelah menerima informasi dari media massa. Misalnya saja seorang ibu rumah tangga yang terinspirasi untuk membuka usaha kerajinan tangan di rumah setelah melihat acara workshop crafting melalui media.
3. Efek Afektif

Efek ini lebih melibatkan tentang perasaan atau faktor psikologis seseorang. Misalnya setelah mendapatkan informasi melalui media massa, seseorang menjadi senang, marah, sedih, iba, terharu, gembira, sebal, dan lain sebagainya sesuai dengan informasi yang diberitakan.
TEORI KOMUNIKASI MASSA

Mengenai teori komunikasi massa, hal ini disampaikan oleh seorang tokoh yaitu Schramm. Model komunikasi massa Schramm mengemukakan bahwa dalam komunikasi massa, memerlukan tiga unsur penting yaitu sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Schramm memunculkan sebuah model dalam komunikasi massa. Model adalah gambaran untuk menjelaskan dan menerapkan sebuah teori, dan model ini bermanfaat untuk merumuskan sebuah teori yang baru. Model komunikasi massa menurut Wilbur Schramm menjelaskan bahwa komunikasi adalah interaksi antara dua orang melalui tafsiran, kode, maupun sebuah interpretasi. Model komunikasi massa Schramm adalah teori yang dapat menjelaskan sebuah komunikasi berdasarkan model yang tersaji dalam bentuk gambar yang menonjolkan hal-hal yang dianggap penting.
PERBEDAAN KOMUNIKASI MASSA DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi yang sama kepada khalayak ramai dalam waktu yang relatif cepat. Definisi mengenai komunikasi antar pribadi dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya adalah Onong U. Effendy yang mengemukakan bahwa komunikasi ini adalah jenis komunikasi yang terjadi antara dua orang, namun terjadi interaksi percakapan secara langsung (tatap muka maupun media telepon). Ciri khas dari komunikasi antar pribadi menurut Effendy adalah adanya timbal balik.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Dean Barnalus, yaitu bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dilakukan melalui pertemuan dua atau lebih orang yang dilakukan secara spontan dan tidak terstruktur. Pendapat ini juga didukung oleh De Vito (Liliweri, 1991 : 13) yang mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan yang diterima secara langsung dan memiliki efek berupa timbal balik secara langsung.

Sumber: ciputrauceo

Cara Intropeksi Diri Atau Muhasabah

PENGERTIAN INTROSPEKSI

Introspeksi merupakan proses pengamatan terhadap diri sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, introspeksi diri merupakan peninjauan atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, kelemahan, serta kesalahan dari diri sendiri.
Intropeksi diri biasa disebut pula dengan istilah kontemplasi atau refleksi diri. Ketiganya memiliki pengertian yang sama, yaitu melihat diri sendiri dan melakukan pengungkapan pikiran dalam pemikiran yang disadari. Intropeksi diri merupakan lawan dari ekstropeksi. Jika intropeksi merupakan proses dalam melihat diri sendiri, maka ekstropeksi merupakan proses pengamatan yang dilakukan terhadap objek-objek di luar diri.

Intropeksi diri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kondisi psikis seseorang. Meskipun begitu, introspeksi diri diragukan dalam pemecahan permasalahan ilmiah dalam psikologi. Sifat introspeksi yang subjektif dan tidak bisa diukur membuat beberapa kalangan meragukan kemampuan introspeksi sebagai tolak ukur dalam permasalahan psikologi.
CARA MELAKUKAN INTROSPEKSI
1. Sadarilah kelemahan diri sendiri ketika melakukan introspeksi

Untuk bisa melakukan introspeksi diri, maka seseorang harus menempatkan diri pada posisi yang paling rendah. Dengan kerendahan hati, kita akan lebih mampu untuk menyadari kesalahan yang telah kita lakukan. Introspeksi diri yang dilakukan dengan kerendahan hati dapat memberikan hasil yang lebih mendalam karena kita tidak akan melewatkan banyak hal.

Berkebalikan dengan kerendahan hati, introspeksi yang dilakukan tanpa menyingkirkan rasa sombong tidak akan mungkin bisa dilakukan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri saat melakukan introspeksi karena selalu merasa benar. Sebagai akibatnya, introspeksi yang dilakukan tidak akan berguna karena introspeksi yang dilakukan tidak akan membawa pertumbuhan pribadi. Orang yang sombong dalam introspeksi diri hanya akan terus menerus menyalahkan orang lain, situasi, bahkan Tuhan. Karenanya, selalu rendahkan hati kita ketika hendak melakukan introspeksi diri.
 2. Introspeksi dalam setiap aspek kehidupan

Banyak orang yang melakukan introspeksi diri setelah mengalami sebuah kegagalan. Hal ini tentunya tidak salah, karena introspeksi diharapkan mampu membuat seseorang menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Sebenarnya, introspeksi diri dapat dilakuakn dalam setiap aspek kehidupan. Introspeksi dapat dilakukan sebelum kita merencanakan untuk melakukan sesuatu. Dengan melakukan introspeksi di awal, kita akan mampu mengkaji apa saja hal yang menjadi kelemahan dan kelebihan diri kita, sehingga kita dapat meminimalisir kemungkinan kegagalan yang dapat terjadi.

Introspeksi diri dapat pula dilakukan pada saat kita sedang mewujudkan rencana kita. Introspeksi ini diperlukan supaya kita dapat menelaah hal-hal yang telah kita lakukan selama ini. Jika pada introspeksi ini kita menemukan adanya kesalahan, maka kita dapat dengan segera memperbaikinya. Hal ini tentunya mampu mencegah terjadinya kegagalan dalam rencana kita. Introspeksi diri juga perlu kita lakukan pada akhir masa setelah kita selesai melakukan sesuatu. Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Karenanya, introspeksi yang dilakukan setelah kita selesai melakukan sesuatu akan berguna untuk memperbaiki hal yang telah terjadi. Introspeksi di akhir rencana juga berguna untuk menjadi pembelajaran agar ke depannya tidak mengulang pengalaman yang sama.
3. Introspeksi adalah proses menuju pribadi yang lebih baik

Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Introspeksi diri merupakan bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Bagi beberapa orang, introspeksi diri adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Sebenarnya, introspeksi diri merupakan sebuah hal yang sangat penting dilakukan, khususnya untuk orang-orang dewasa. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri.
Sumber: ciputrauceo

Sabtu, 06 Mei 2017

Cara Riset Pemasaran Dan Penyusunnya

PENGERTIAN RISET PEMASARAN

Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang.

Banyak orang yang seringkali masih rancu dengan istilah riset pemasaran. Riset pemasaran (marketing research) seringkali masih disamakan dengan riset pasar (market research), padahal keduanya merupakan istilah yang berbeda. Riset pasar berfokus pada pasar yang telah ditentukan secara spesifik. Sementara itu, riset pemasaran memiliki arti yang lebih luas. Riset pemasaran tidak hanya terpaku pada aspek pasar atau produk, namun juga mencangkup hal-hal di luar itu. Singkatnya, riset pasar bisa disebut sebagai bagian dari riset pemasaran.
RISET PEMASARAN MENURUT PARA AHLI

Selain pengertian riset pemasaran secara umum, para ahli pun memiliki pendapatnya sendiri mengenai definisi riset pemasaran. Philip Kotler yang dikenal sebagai salah satu guru pemasaran dunia mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.

Sementara itu, praktisi riset Robby Susatyo memiliki pendapatnya sendiri mengenai riset pemasaran. Robby Susatyo mendefinisikan riset pemasaran sebagai suatu identifikasi yang objektif dan sistematis, yang dilanjutkan dengan pengumpulan. analisis, dan perangkaian informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang berkaitan solusi masalah dan penemuan peluang dalam proses pemasaran.

Selain para ahli, beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.
FUNGSI RISET PEMASARAN

Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran. Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan. Riset pemasaran memiliki tiga fungsi utama bagi perusahaan, yaitu:
A. Evaluating

Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi program-program pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin melakukan review terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk pesaing.
B. Understanding

Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi riset pemasaran ini menekankan pada tujuan untuk memahami konsumen sebagai salah satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka terhadap produk.
C. Predicting

Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran yang terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan. Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang dilakukan dalam riset pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat relatif. Ketika sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset pemasaran selalu dijadikan bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin menyusun strategi pemasaran baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian utama.          
JENIS RISET PEMASARAN

Riset pemasaran dapat diklarifikasikan ke dalam tiga kelompok berdasarkan tujuannya. Meskipun begitu, kategorisasi ini sebenarnya tidak mutlak. Riset pemasaran dapat pula dilakuakan dengan bentuk kombinasi dari ketiganya. Ketiga jenis riset pemasaran tersebut adalah:
A. Problem Solving Research

Problem solving research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam pemasaran. Riset pemasaran jenis ini berorientasi pada masa lalu, artinya masalah pemasaran yang pernah terjadi diidentifikasi dan dievaluasi kembali. Proses identifikasi dan evaluasi ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan untuk mendapatkan solusi serta mencegah terulangnya kesalahan di masa depan.
B. Controlling Research

Controlling research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian proses bisnis serta pemasaran yang sedang terjadi. Riset pemasaran yang dilakukan secara reguler akan mampu menjaga kinerja proses bisnis dan pemasaran. Harapannya, riset pemasaran yang dilakukan secara berkala akan mampu menghasilkan zero deffect dalam perusahaan.
C. Planning Research

Planning research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran memerlukan informasi dari riset pemasaran untuk dapat mengukur secara tepat target serta strategi yang hendak disusun. Tanpa riset pemasaran, maka perencanaan yang disusun bisa jadi tidak tepat sasaran dan justru berpotensi merugikan perusahaan.
PROSES RISET PEMASARAN

Riset pemasaran merupakan sebuah riset yang penting dilakukan untuk membantu perusahaan memahami konsumen dan juga pesaingnya. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk hati-hati dalam melakuakn riset pemasaran. Kesalahan yang dilakukan dalam riset pemasaran dapat memengaruhi hasil riset yang berdampak pada melesetnya perencanaan pemasaran.

Riset pemasaran merupakan riset yang menggunakan metode sistematik serta objektif. Sistematik dan objektif yang dimaksud dalam hal ini adalah riset pemasaran menggunakan beberapa tahap dengan kesatuan logis sehingga hasil dari riset pemasaran dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran. Langkah ini bukanlah tahapan yang mutlak, namun hanya sebagai kerangka yang dapat memudahkan pelaksanaan riset pemasaran.
A. Menetapkan Masalah Riset

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh periset dalam menetapkan masalah riset adalah:

    Memperoleh pandangan klien mengenai masalah yang sebenarnya terjadi
    Mempertimbangkan sumber dan jenis informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh klien
    Mengkombinasikan masukan informasi dari pihak klien dengan periset

B. Penentuan Desain Riset

Desain riset akan menggambarkan perencanaan yang akan dilakukan dalam riset dan mengacu pada masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap inilah periset perlu merinci dengan detil prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan.

Terdapat tiga jenis desain riset, yaitu:
1. Eksploratori

Tujuan utama riset adalah untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Jadi informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan dasar.
2. Deskriptif

Tujuan utama riset adalah untuk menggambarkan sesuatu
3. Kausal

Tujuan utama riset adalah untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti
C. Metode Pengumpulan Data (Primer atau Sekunder)

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan langsung oleh periset untukmenjawab masalah risetnya secara khusus.

Cara mengumpulkan data primer adalah dengan:

    Wawancara
    Focus group discussion
    Teknik proyeksi
    Survei
    Observasi
    Eksperimen

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri. Artinya, periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannnya di lapangan.
D. Penentuan Desain Pertanyaan, Skala dan Alat Analisis

Pada tahap ini periset perlu melakukan tiga aktivitas sebagai berikut:

    Merancang pertanyaan atau kuesioner yang akan ditanyakan kepada pihak yang disurvey. Pertanyaan dalam kuesioner dapat bersifat terbuka ataupun tertutup
    Merancang skala penilaian hasil kuesioner
    Merancang alat analisis yang akan digunakan dalam menilai kuesioner

E. Menentukan Metode Pengambilan Sampel Dari Populasi yang Diteliti
F. Penulisan dan Penyampaian Proposal Riset.

Pada tahap ini periset menyiapkan dokumentasi yang berisi:

    Ringkasan eksekutif yang menyampaikan poin utama yang akan dijalankan dalam riset
    Latar belakang masalah
    Penentuan masalah dan tujuan riset
    Pendekatan terhadap permasalahan dengan menampilkan literatur, teori atau pendekatan yang akan digunakan sebagai rujukan riset
    Desain riset yang mencakup jenis data yang akan dikumpulkan dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
    Analisis data dengan menguraikan cara menginterpretasikan data yang akan dianalisa
    Pelaporan yang akan dihasilkan dari riset tersebut
    Waktu dan biaya riset
    Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam riset, misalnya: format kuesioner

G. Pengumpulan Data
H. Pengeditan, Pengkodean, dan Penginputan Data
I. Analisis dan Penginterpretasian Hasil Riset
J. Penulisan dan Penyampaian Laporan Akhir

Sumber: ciputrauceo

Cara Preferensi Konsumen Dan Tahapannya

etiap orang memiliki pertimbangan tersendiri ketika hendak membeli suatu barang. Bagi sebagian orang, kualitas barang adalah yang utama, tidak peduli seberapa mahal pun harga barang yang akan dibelinya tersebut. Bagi sebagian orang yang lain, kualitas tidaklah begitu penting. Asalkan harganya terjangkau, maka barang tersebut akan dibelinya. Selain itu, ada pula orang-orang yang mementingkan brand di atas segalanya. Jika ada barang yang ia suka, namun bukan berasal dari brand yang biasa dibelinya, maka ia akan lebih memilih untuk mengurungkan niat membeli barang tersebut.

Pilihan-pilihan setiap orang terhadap sebuah produk inilah yang disebut dengan preferensi. Preferensi dapat disebut pula dengan kata lain “selera”. Selera masing-masing orang tentunya ditentukan oleh banyak hal, mulai dari hobi, kondisi sosial, ekonomi, hingga lingkungan hidupnya. Preferensi yang dimiliki seorang konsumen akan menjadi sangat penting bagi perusahaan. Preferensi konsumen lah yang pada akhirnya memengaruhi pilihan mereka terhadap pembelian suatu brand. Agar usaha yang dibangun dapat terus berjalan, maka seorang pengusaha harus mampu menganalisis preferensi dari target konsumennya.          
ILUSTRASI PREFERENSI (SAMUEL/UCEO)

ILUSTRASI PREFERENSI (SAMUEL/UCEO)
PENGERTIAN PREFERENSI

Preferensi berasal dari Bahasa Inggris preference yang berarti “a greater liking for one alternative over another or others” (kesukaan akan sebuah hal dibandingkan dengan hal yang lain). Dalam kamus Bahasa Indonesia kata preferensi jika diejakan menjadi pre.fe.ren.si [n] (1) (hak untuk) didahulukan dan diutamakan daripada yang lain; prioritas; (2) pilihan; kecenderungan; kesukaan.

Menurut Assael, preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Assael membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi.

Sementara itu menurut Foster, setiap orang bertingkah laku sesuai dengan preferensi mereka. Maka dari itu, banyak tindakan konsumen yang dapat diramalkan terlebih dahulu. Preferensi konsumen terhadap suatu barang dapat diketahui dengan menentukan atribut-atribut atau faktor-faktor yang melekat pada produk. Atribut-atribut itulah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi seseorang sebagai pertimbangan untuk memilih suatu barang.

Mowen pun memiliki pandangan tersendiri mengenai preferensi. Menurut Mowen, preferensi dapat berubah dan dapat dipelajari sejak kecil. Preferensi terhadap produk bersifat plastis, terutama pada orang-orang yang masih berusia muda dan kemudian akan menjadi permanen bila seseorang telah memiliki gaya hidup yang lebih kuat.
TAHAP-TAHAP PREFERENSI

Untuk menerangkan suatu preferensi, terdapat beberapa aksioma (pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian) yang diasumsikan ke dalam tiga sifat dasar, yaitu:
a. Kelengkapan (completeness)

Kelengkapan (completeness) mengandung pengertian jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka setiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah :

    A lebih disukai daripada B
    B lebih disukai daripada A, atau
    A dan B sama-sama disukai

Jika mengacu pada dasar ini, maka tiap orang diasumsikan tidak bingung dalam menentukan pilihan. Setiap orang tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan demikian, setiap orang selalu bisa menjatuhkan pilihan di antara dua alternatif yang ada.
b. Transitivitas (transitivity)

Transitivitas (transitivity) yaitu jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka orang tersebut harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian, seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensi yang saling bertentangan.
c. Kontinuitas (continuity)

Kontinuitas (continuity) yaitu jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B ini berarti segala kondisi di bawah pilihan A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.

Diasumsikan preferensi tiap orang akan mengikuti dasar di atas. Dengan demikian, setiap orang akan selalu dapat membuat atau menyusun rangking pada semua situasi ataupun kondisi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai dari berbagai macam barang dan jasa yang tersedia.

Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi alternatif dalam proses keputusan pembelian, di mana dalam tahap tersebut konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan dipilih konsumen dari berbagai macam pilihan yang tersedia. Di dalam tahap ini dapat dilihat pada saat kapan tahap preferensi tersebut hadir pada konsumen. Tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Hierarchy of Effect Model

Hierarchy of Effect Model

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat enam langkah dalam model hierarchy of effect yaitu :
1. Awareness/Kesadaran

Tahap ini adalah tahap dimana konsumen menyadari adanya suatu produk baik itu berupa barang atau jasa.
2. Knowledge/Pengetahuan

Di dalam tahap ini konsumen sudah mengenal produk dan mengerti tentang produk yang berupa barang atau jasa tersebut.
3. Liking/Menyukai

Tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai menyukai produk tersebut yang berupa barang atau jasa yang ditawarkan.
4. Preference/Memilih

Tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai lebih memilih produk tersebut dibandingkan produk-produk lainya.
5. Conviction or Intention to Buy/ Keinginan Untuk Membeli

Tahap ini konsumen mempunyai keinginan dan memutuskan untuk membeli produk.
6. Purchase/Membeli

Pada tahap ini adalah tahap dimana konsumen dapat dikatakan sebagai konsumen yang loyal terhadap sebuah produk, sehingga konsumen tersebut tidak ragu lagi untuk membeli produk tersebut tanpa adanya pertimbangan yang banyak.

Dengan memahami preferensi konsumen, perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi konsumen dan menjadikan strategi differensiasi sebuah perusahaan tersebut dengan pesaingnya. Menurut Kotler dan Keller, ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi :

    Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki atribut yang berbeda mengenai suatu produk yang relevan.
    Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya besar akan mementingkan atribut harga yang paling utama.
    Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.
    Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.
    Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Tahap preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap sebuah produk, adalah awal dari tahap loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Sehingga perusahaan harus mempelajari bagaimana cara menimbulkan rasa preferensi tersebut di dalam diri.

Sumber: ciputrauceo